Pages

Senin, 21 Desember 2009

Alone By God II

Permenungan akan Kasih Allah

Menyadari bahwa aku ini seseorang yang mau menjawab inisiatif dan tawaran Allah, kasih Allah itu membuatku untuk mau menysukuri karunia itu. Perjalanan retretku saat ini diajak untuk menyadari kasih Allah kepadaku. Ya, Allah itu kasih. Memang aku hidup di dunia ini adalah kasih Allah, tanpaNya aku ini tak ada apa apanya. Saat masuk seminari, aku juga merasakan kasih Allah yang membuatku mensyukuri kasih itu. Dalam doaku kali ini, aku menyadari banyak sekali kasih Allah yang kualami semenjak lahir hingga saat ini, bentuk pertolonganNya, bimbinganNya dalam setiap perjalananku membuat aku bertanya pada diriku sendiri, bagaimankah aku membalas kasih Allah? Allah mengasihiku sebelum aku mengasihiNya, terkadang rasa kesombonganku akan kasihNya membuat aku lupa akan Nya. Belajar untuk menjadi pribadi yang mensyukuri kasih Allah adalah pribadi yang mau belajar untuk setia. Sehingga dalam permenunganku saat ini, aku belajar untuk setia dan menyadari kembali bahwa Allah juga mengaisihiku dalam menentukan arah hidupku dalam perjalanan panggilanku ini.

Maukah Aku Mengikuti Yesus

Setelah aku menyadari kasih Allah, dalam doaku kali ini aku diajak untuk menanggapi kasihNya dengan mau mengikuti Yesus. Apakah aku mau mengikuti Yesus? Apa yang harus kulakukan untuk mengikuti Yesus? Hal apa saja yang harus kutinggalkan untuk dapat mengikuti Yesus? Inilah pertanyaan yang aku renungkan dalam doaku. Melihat diriku yang masih banyak mengalami kebimbangan dan perlu banyak mengolah, aku sadar akan apa yang harus kulakukan. Sebagai umat kristiani, secara langsung aku telah mengikuti Yesus, dengan masuk seminari juga aku mengikuti Yesus. Aku mau mengikuti Yesus, tetapi aku yang hina ini merasa pantaskah aku untuk mengikutiNya. Untuk mengikutiNya aku mencoba untuk mensyukuri apa yang telah diberikanNya kepadaku. Yang harus kulakukan juga adalah membalas kasih Allah yang begitu besar. Berat, memang berjalan dengan Yesus perlu kesetiaan akan perjuangan. Dari sini akupun sadar akan pilihanku nanti, menyadari kembali keadaan diriku yang sedang memastikan dan mengolah panggilan ini, membawaku pada sebuah perjuangan untuk mengikutiNya.

Peneguhan akan panggilanku

Pada akhirnya perjalanan retretku sampai pada peneguhan akan panggilan. Dengan menimbang-nimbang pro-kontra sebagai imam dan bapak keluarga, sampailah aku pada permenungan mau kemanakah aku ini berjalan. Dalam doa pribadi, aku sadar akan kepastiaan aku kali ini, memang banyak pertimbangan dan aku merasakan selama ini untuk apakah aku mengikuti dengan masuk seminari. Dengan melihat kembali motivasi awalku untuk menjadi imam, aku masih mau untuk menjawab inisiatif dan tawaran yang diberikanNya untukku. Ketakutan dan kebimbangan yang meyelimutiku dalam kemauan akan menjawab kasihNya, menyadarkanku untuk tetap setia. Aku percaya pengalaman yang aku terima baik ataupun buruk kuyakin ini adalah proses untuk kedepannya nanti.

Selama aku masih bernafas aku masih berpengharapan

Harapanku untuk terus mau mengikutiNya, membawaku untuk terus mengolah dan menyakini pilihanku. Dengan aku masih mau mengikutiNya dan menjawab tawaran itu, aku pun masih mempunyai segudang harapan. Dalam keheningan dan kesedirianku bersama Tuhan, ternyata Tuhan secara baik memberikan aku sebuah harapan. Dengan telah merenungkan apa yang menjadi pilihanku saat ini, aku juga memliki harapan dan komitmen yang pada nantinya membantu diriku untuk mengembangkan proses menjawab panggilanNya. Berawal dari komitmen untuk mengubah sikap dalam empat pilar; hidup rohani, hidup study, hidup sehat, hidup komunitas. Dari empat pilar inilah aku berusaha mengubah hal yang harus kuubah.
Tuhan itu baik, aku tidak meminta tapi Tuhan memberikan, terkadang dalam menjalani permenunganku aku tidak sadar akan kelemahan diriku. Kebahagian terkadang melupakanku untuk dapat menyadari aku hidup bukan untuk mengalami kebahagian tetapi mau lepas dari kebahagian itu sendiri.
Mau mengikuti Yesus berarti mau juga terlibat dalam setiap kehendakNya. Bersikap rendah hati dan setia dalam menjawab tawarannya, akan menjadikan dasar akan pengembangan proses diriku sebagai formandi.

Rumah Retret Canossa, Bintaro
15-18 Desember 2009
Stephanus A. Yudhiantoro

Tidak ada komentar:

Posting Komentar