Pages

Selasa, 06 April 2010

Taize Blok-Q


Taize di Santa Perawan  Maria, Blok Q.
                Tak terbanyang dipikiranku mengapa doa Taize kini marak di kalangan umat Kritiani. Aku juga baru mengenal dan melakukan doa ini di seminari. Jauh dalam benakku,  kiranya aku hanya bisa mengikutinya, tetapi sekarang aku membawakan doa ini. Taize menurutku adalah sebuah doa yang unik karena lagu lagu yang digunakan sungguh baia adanya ( menyentuh loh… ) dan doa ini sungguh dapat membawaku pada keheningan dan permenungan.
                Beranjak lebih jauh. Minggu 13 Desember 2009, aku dan teman teman seminari mengiringi Taize dengan chamber orchestra, di paroki Santa Perawan Maria. Sebelumnya, hari sabtu kami gladibersih, lumayan bagus paduan suara dan chamber orchestranya, tetapi

Live In Bandung


Bandung, 7-11 February 2010
Hidup adalah sebuah pilihan. Ya, memang sering kudengar pepatah ini dalam berproses untuk menanggapi panggilan Tuhan. Beranjak sebagai seminaris kelas XI, aku juga mulai belajar dan mengolah pilihanku untuk dapat terus menaggapi tawaran Allah.
Penggambaran akan pengolahan tawaran kasih Allah ini mulai kuresapi dalam perjalanan Live in di Seminari Tinggi Fermentum, Keuskupan Bandung.
Pada tanggal 7 Februari 2010 aku bersama kedua temanku Ali dan Aji berangkat menuju Seminari Tinggi fermentum. Kami tiba pada pukul 20.30 dan kami disambut hangat oleh

Live In sos

Kasih, Iman dan Karya

Hidup adalah sepotong kecil kuku yang terus bertumbuh dan bertumbuh. Pada saatnya nanti, kuku itu akan dipotong agar terlihat rapi. Dipotong berarti dibenahi hidupnya agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. Ya, memaknai sebuah kehidupan bagiku adalah suatu anugrah Tuhan yang cuma-cuma. Setiap manusia diberikan hidup untuk dapat merasakan segala gejolak hidup yang ada. Hidup itu selalu bertumbuh, dimana hidup selalu membentuk pola yang dapat membentuk sebuah kepribadian seseorang. Pola itulah yang nantinya akan membawa seseorang untuk terus berkembang. Dari pola inilah aku berpijak, bagaimana aku mengolah kehidupanku dan bagaimana aku harus membenahi hidupku.

Penggambaran akan kehidupan yang lebih dalam mulai kutemukan dalam perjalanan live-in ku pada 7-10 Oktober 2009 di Panti Asuhan Desa Putra, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Renungan singkat Natal Dan Tahun Baru 2010

Hadiah Kecil Natal dan Tahun Baru dari Keluarga

Terkadang saat menantikan liburan tiba, kita merasa ingin cepat-cepat merasakan liburan itu. Dan saat liburan itu tiba, sering kita tidak puas dengan liburan yang telah kita terima. Mungkin hal inilah yang senantiasa mengajak seseorang untuk tidak dapat menysukuri anugrah yang telah diberikan. Kita hanya ingin merasakan kenyamanan saja saat liburan tiba. Kita tidak mau mendapatkkan sebuah makna dari ketidaknyamanan saat liburan. Namun kita bisa menyertakan dan menyatukan itu semua dalam kesatuan keluarga kita masing masing.

Senin, 21 Desember 2009

Alone By God


Rumah Retret Canossa, Bintaro 15-18 Desember 2009
( Sebuah refleksi retret oleh Stephanus Augusta Yudhiantoro)
Penggambaran akan panggilan kembali kurenungkan dan kulihat dalam ret-ret yang kulaksanakan dalam empat hari, 15-18 Desember 2009 di Cannossa, Bintaro.
Retret yang diarahkan pada dasar akan peneguhan atas panggilan ini, dibawakan oleh Rm Ady Prasojo dan Fr Anto. Perjalanan retret kali ini sungguh berbeda dengan apa yang pernah kualami sebelumnya. Perjalanan retret kumaknai dengan permenungan akan panggilan serta banyaknya waktu untuk doa pribadi. Doa pribadi ternyata mengajaku dapat menentukan dan menemukan jawaban dalam kesendirian. Kesendirianku bersama Tuhan ternyata membantuku untuk menjalani ret ret ini.
Hari pertama aku diarahkan pada kesadaran akan makna doa yang selama ini kulakuan. Sejenak sebelum tidur sebuah disposisi batin yang kurasakan akan makna panggilan yang kurasakan adalah mensyukuri apa yang telah terjadi sekarang dan selama Tuhan berkendak, aku mau untuk ikuti kehendaknya. Inilah yang menghantarkanku untuk terus berusaha mengolah dalam menentukan kepastian pada nantinya.


Sebelum perjalan retret, did epan rektorat perpisahan bersama boim.......
didampingi frater atau mas Uu.....selamat jalan


semoga retretnya berkesan.........





Dalam keheningan dan dalam doaku aku mencoba untuk menentukan pilihanku.......

Meditasi, kotemplasi dan keheningan makanan sehari hariku...
foto di depan refter Canossa, padahal pengennya di depan pintu masuk, sayang anak charitas membuat
kami untuk mencari obyek lain.....

sehabis Misa terakhir, kami berfoto bersama semoga pilihan teman teman diberkati Tuhan selalu ok.......

PROFICIAT..........

Alone By God II

Permenungan akan Kasih Allah

Menyadari bahwa aku ini seseorang yang mau menjawab inisiatif dan tawaran Allah, kasih Allah itu membuatku untuk mau menysukuri karunia itu. Perjalanan retretku saat ini diajak untuk menyadari kasih Allah kepadaku. Ya, Allah itu kasih. Memang aku hidup di dunia ini adalah kasih Allah, tanpaNya aku ini tak ada apa apanya. Saat masuk seminari, aku juga merasakan kasih Allah yang membuatku mensyukuri kasih itu. Dalam doaku kali ini, aku menyadari banyak sekali kasih Allah yang kualami semenjak lahir hingga saat ini, bentuk pertolonganNya, bimbinganNya dalam setiap perjalananku membuat aku bertanya pada diriku sendiri, bagaimankah aku membalas kasih Allah? Allah mengasihiku sebelum aku mengasihiNya, terkadang rasa kesombonganku akan kasihNya membuat aku lupa akan Nya. Belajar untuk menjadi pribadi yang mensyukuri kasih Allah adalah pribadi yang mau belajar untuk setia. Sehingga dalam permenunganku saat ini, aku belajar untuk setia dan menyadari kembali bahwa Allah juga mengaisihiku dalam menentukan arah hidupku dalam perjalanan panggilanku ini.

Maukah Aku Mengikuti Yesus

Setelah aku menyadari kasih Allah, dalam doaku kali ini aku diajak untuk menanggapi kasihNya dengan mau mengikuti Yesus. Apakah aku mau mengikuti Yesus? Apa yang harus kulakukan untuk mengikuti Yesus? Hal apa saja yang harus kutinggalkan untuk dapat mengikuti Yesus? Inilah pertanyaan yang aku renungkan dalam doaku. Melihat diriku yang masih banyak mengalami kebimbangan dan perlu banyak mengolah, aku sadar akan apa yang harus kulakukan. Sebagai umat kristiani, secara langsung aku telah mengikuti Yesus, dengan masuk seminari juga aku mengikuti Yesus. Aku mau mengikuti Yesus, tetapi aku yang hina ini merasa pantaskah aku untuk mengikutiNya. Untuk mengikutiNya aku mencoba untuk mensyukuri apa yang telah diberikanNya kepadaku. Yang harus kulakukan juga adalah membalas kasih Allah yang begitu besar. Berat, memang berjalan dengan Yesus perlu kesetiaan akan perjuangan. Dari sini akupun sadar akan pilihanku nanti, menyadari kembali keadaan diriku yang sedang memastikan dan mengolah panggilan ini, membawaku pada sebuah perjuangan untuk mengikutiNya.

Peneguhan akan panggilanku

Pada akhirnya perjalanan retretku sampai pada peneguhan akan panggilan. Dengan menimbang-nimbang pro-kontra sebagai imam dan bapak keluarga, sampailah aku pada permenungan mau kemanakah aku ini berjalan. Dalam doa pribadi, aku sadar akan kepastiaan aku kali ini, memang banyak pertimbangan dan aku merasakan selama ini untuk apakah aku mengikuti dengan masuk seminari. Dengan melihat kembali motivasi awalku untuk menjadi imam, aku masih mau untuk menjawab inisiatif dan tawaran yang diberikanNya untukku. Ketakutan dan kebimbangan yang meyelimutiku dalam kemauan akan menjawab kasihNya, menyadarkanku untuk tetap setia. Aku percaya pengalaman yang aku terima baik ataupun buruk kuyakin ini adalah proses untuk kedepannya nanti.

Selama aku masih bernafas aku masih berpengharapan

Harapanku untuk terus mau mengikutiNya, membawaku untuk terus mengolah dan menyakini pilihanku. Dengan aku masih mau mengikutiNya dan menjawab tawaran itu, aku pun masih mempunyai segudang harapan. Dalam keheningan dan kesedirianku bersama Tuhan, ternyata Tuhan secara baik memberikan aku sebuah harapan. Dengan telah merenungkan apa yang menjadi pilihanku saat ini, aku juga memliki harapan dan komitmen yang pada nantinya membantu diriku untuk mengembangkan proses menjawab panggilanNya. Berawal dari komitmen untuk mengubah sikap dalam empat pilar; hidup rohani, hidup study, hidup sehat, hidup komunitas. Dari empat pilar inilah aku berusaha mengubah hal yang harus kuubah.
Tuhan itu baik, aku tidak meminta tapi Tuhan memberikan, terkadang dalam menjalani permenunganku aku tidak sadar akan kelemahan diriku. Kebahagian terkadang melupakanku untuk dapat menyadari aku hidup bukan untuk mengalami kebahagian tetapi mau lepas dari kebahagian itu sendiri.
Mau mengikuti Yesus berarti mau juga terlibat dalam setiap kehendakNya. Bersikap rendah hati dan setia dalam menjawab tawarannya, akan menjadikan dasar akan pengembangan proses diriku sebagai formandi.

Rumah Retret Canossa, Bintaro
15-18 Desember 2009
Stephanus A. Yudhiantoro

Jumat, 11 Desember 2009

Kesendirianku ternyata untukmu



Dalam Kesendirian aku menunggumu Dalam kesendirian itu juga aku
mencarimu

Unio in Cristo Sumus




U.N.O.S ( Unio in Cristo Sumus )
Sepak bola memang menjadi andalanku untuk dapat mengekspresikan diri. Berawal dari kesenagnnn dimana setiap sore dibelakang rumahku terdapat lapangan sepak bola ala kadarnya, terdengar suara bola yang selalu menghatam tembok di dekat lapangan yang selalu membuatku terseret untuk mau menerjangnya.....
Tuhan itu maha pemberi, aku tidak meminta tapi Tuhan memberikan diriku anugrah yang cuma cuma untuk aku kembangankan. Memang Sepak bola tidak memberikanku banyak pengalaman menjadi juara, tetapi sepak bola mengajarkan aku untuk setia, dimana setia dengan apa saja yang kualami di lapangan, baik juga dengan kehidupanku sehari hari. Menjadi juara adalah hal biasa bagiku, terkadangaku juga tidak bermain untuk kemengan tatapi aku bermain untuk cinta. Dengan sepak bola aku belajar untuk mencintai dan dicintai...
Unio in Cristo Sumus.......
Inilah sepak bola yang menjadi dasar aku bermain.....
sepak bola bukan hanya sekedar permainan tetapi sepak bola adalah kebersamaan di dalam Kristus itu sendiri. Kristus pun ikut bermain saat aku belari menggiring bola, kekuatan Tuhan hadir dalam diriku da timku, banyak tanpa disadari seseorang bermain hanya untuk pelampiasan emosi....memang benar tapi ahal ini terkadang menyimpang dengan tindakan yang kurang wajar entah berkelahi atau bunuh bunuhan kali..hehhe
Sepak bola itu sebuah kegembiraan dimana aku dan teman teman menemukan Tuhan yang telah mempersatukan kami menjadi sahabat dalam panggilan melalui sepak bola terlebih....untuk
U.N.O.S ( Unio in Cristo Sumus )
Tim Sepak Bola Seminari Menengah Wacana Bhakti
Keukupan Agung Jakarta
Selamat bergembira dalam bermain sepak bola............
cintailah sepak bola seperti dirimu mencintai dirimu sendiri dan sesamamu.........

Rabu, 02 Desember 2009

Untukmu Mama....

Untukmu
Mama melahirkan kita sambil menangis kesakitan. Masihkah kita menyakitkannya?
Masih mampukah kita tertawa melihat penderitaannya?

Mencaci makinya?
Melawannya?
Memukulnya? Mengacuhkannya?

Meninggalkannya?


Mama tidak pernah mengeluh membersihkan kotoran kita waktu masih kecil,

Memberikan ASI waktu kita bayi,

Mencuci celana kotor kita,

Menahan derita,

Menggendong kita sendirian.



Di saat mamamu tidur, coba kamu lihat matanya dan bayangkan matanya takkan terbuka untuk selamanya.. tangannya tak dapat hapuskan airmatamu dan tiada lagi nasihat yang sering kita abaikan.. bayangkan mamamu sudah tiada.. apakah kamu cukup membahagiakannya. ... apakah kamu pernah berfikir bertapa besar pengorbanannya semenjak kamu berada di dalam perutnya... kirim pesan ini pada semua... itupun kalau kamu sayang mamamu dan mau mengingatkan teman2mu.

Ingat-ingatlah lima aturan sederhana untuk menjadi bahagia:

1... Bebaskan hatimu dari rasa benci.
2.. Bebaskan pikiranmu dari segala kekuatiran.
3. Hiduplah dengan sederhana.
4. Berikan lebih banyak (give more).
5. Jangan terlalu banyak mengharap (expect less).


SADARILAH bahwa di dunia ini tidak ada 1 orang pun yang mau mati demi MAMA,
tetapi...
Beliau justru satu-satunya orang yang bersedia mati untuk melahirkan kita…

Mama bukan tempat penititipan cucunya disaat anda jalan jalan,
tetapi disaat beliau sudah tua dan tak bertenaga, yang beliau butuhkan sekarang adalah perhatian anda , datang & hampiri dia , bertanyalah bagaimana kesehatannya saat ini dan dengarlah curhatnya, temani dia disaat dia membutuhkan anda, itu saja.... beliau sudah bahagia sekali...... ........dan melupakan semua hutang anda kepadanya


Cinta Pertama dan Terakhirku.....

Cinta Pertama dan Terakhirku.....

sebelumnya tak ada yang mampu
mengajakku untuk bertahan
di kala sedih
sebelumnya ku ikat hatiku
hanya untuk aku seorang
sekarang kau di sini hilang rasanya
semua bimbang tangis kesepian

reff:

kau buat aku bertanya
kau buat aku mencari
tentang rasa ini
aku tak mengerti
akankah sama jadinya
bila bukan kamu
lalu senyummu menyadarkanku
kau cinta pertama dan terakhirku

sebelumnya tak mudah bagik
tertawa sendiri di kehidupan
yang kelam ini
sebelumnya rasanya tak perlu
membagi kisahku saat ada yang mengerti
sekarang kau di sini hilang rasanya
semua bimbang tangis kesepian

repeat reff

bila suatu saat kau harus pergi
jangan paksa aku tuk cari yang lebih baik
karena senyummu menyadarkanku
kaulah cinta pertama dan terakhirku

repeat reff

Koleksi Sherina yang lain.
Mp3 Download & Lirik Lagu Sherina – Cinta Pertama Dan Terakhir
Gambar Artis Indonesia

Selasa, 01 Desember 2009

Litani Pastur Serba Salah.......

Memang jadi Pastor itu susahnya minta ampun. Nah coba kita lihat sejenak fakta unik yang menegaskan bahwa jadi imam memang tak mudah...



Kalau pastornya muda, dibilang masih blo'on.
Kalau pastornya tua, sebaiknya pensiun saja.
Kalau khotbah terlalu panjang, dibilang menjengkelkan.
Kalau khotbahnya cepat, "Kok, kayak kereta ekspres".
Kalau mulai misa tepat waktu, katanya kaku.
Kalau terlambat, "Idiih, pastornya malas".
Kalau di kamar pengakuan menasehati, katanya banyak omong.
Kalau sebaliknya, dibilang tidak tanggap.
Kalau mengikuti pendapat umat, dibilang tidak punya pendirian.
Kalau mengikuti pendapat sendiri, dicap diktator.
Kalau keuangan paroki mepet, katanya pastor tak pintar usaha.
Kalau ngomongin soal uang, dibilang mata duitan.
Kalau mengadakan misa lingkungan, katanya tak pernah kunjungan keluarga.
Kalau mengunjungi keluarga, "Kapan sih pastornya misa lingkungan?"
Kalau pastor tak ada di pastoran, dicap tukang ngeluyur.
Tapi kalau selalu ada, dibilang pastor kurang pergaulan.
Kalau memperhatikan anak-anak, dibilang "Masa kecil kurang bahagia".
Kalau memperhatikan Mudika, giliran orang tua ngegosip.
Kalau nonton TV, dibilang enak-enakan.
Kalau tidak, dibilang enggak mengikuti zaman.
TAPI, KALAU PASTORNYA MATI, SIAPA YANG MAU GANTI?

Jumat, 27 November 2009

cita-cita tak sampai...........





                    
YAH......
beginalah....pengennya sih foto di menara eiffel....Paris....
sayang kami hanya bisa bersyukur untuk hanya bisa foto di menara wb.....