Kasih, Iman dan Karya
Hidup adalah sepotong kecil kuku yang terus bertumbuh dan bertumbuh. Pada saatnya nanti, kuku itu akan dipotong agar terlihat rapi. Dipotong berarti dibenahi hidupnya agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. Ya, memaknai sebuah kehidupan bagiku adalah suatu anugrah Tuhan yang cuma-cuma. Setiap manusia diberikan hidup untuk dapat merasakan segala gejolak hidup yang ada. Hidup itu selalu bertumbuh, dimana hidup selalu membentuk pola yang dapat membentuk sebuah kepribadian seseorang. Pola itulah yang nantinya akan membawa seseorang untuk terus berkembang. Dari pola inilah aku berpijak, bagaimana aku mengolah kehidupanku dan bagaimana aku harus membenahi hidupku.
Penggambaran akan kehidupan yang lebih dalam mulai kutemukan dalam perjalanan live-in ku pada 7-10 Oktober 2009 di Panti Asuhan Desa Putra, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Secara umum, Panti Asuhan Desa Putra adalah asrama yang dihuni oleh anak anak, khususnya anak laki laki usia 6 tahun -17 tahun. Panti asuhan ini dipimpin oleh Bruder Tarsis, BM. Bruder-bruder Budi Mulia, mereka inilah yang senatiasa memperhatikan anak-anak yang kekurangan afeksi dalam segala aspek. Dalam panti asuhan ini, terbagi menjadi empat kelompok atau empat unit, yakni; Kelompok Jeruk (kelas 1- 3 SD), Kelompok Arjuna (kelas 4- 6 SD), Kelompok Krisna ( kelas 1-3 SMP), Kelompok Bima (kelas 1-3 STM). Mereka menjalani hidupnya di dalam asrama dengan bimbingan para guru yang seantiasa membimbing mereka dari siang hari hingga malam hari. Rutinitas mereka sangatlah menarik, dimana mereka bersekolah di SD dan SMP Budi Mulia dan STM Grafika. Pagi hari mereka bangun pukul 05.30, dilanjutkan dengan mandi dan doa bersama serta sarapan. Setelah itu mereka bersekolah, pulang sekolah, mereka santap siang dan dilanjutkan untuk mengerjakan tugas sekolah. Setelah itu mereka semua tidur siang dan dilanjutkan dengan olahraga, mandi sore, rekreasi, dan dilanjutkan makan serta belajar malam. Selain itu juga banyak kegiatan yang ada, dimana mereka melakukan doa rosario rutin dalam bulan rosario, olahraga komunitas dan masih banyak kegiatan yang mewarnai kehidupan mereka.
Ketika Keterbatasan Tak Menjadi Penghalang
Perjalanan live-in kumulai pada tanggal 7 Oktober 2009, siang hari aku bersama kedua temanku tiba di P.A Desa putra dan kami disambut dengan hangat oleh staff panti asuhan. Setelah kami diberikan kamar yang sederhana, kami langsung meluangkan waktu untuk berkeliling kompleks panti asuhan. Penggambaran akan kehidupan mulai kutemukan disaat aku membimbing kelompok jeruk, mereka ini sangat sensitif, karena anak anak ini mudah menangis jika diganggu oleh teman sebayanya. Sungguh sulit, aku mendampingi mereka dalam belajar. Banyak kendala yang kudapatkan, dimana aku harus berusaha mengatasi anak anak yang sulit diatur dan menangis. Alhasil, aku dapat belajar dan terjun untuk meredakan keunikan anak anak ini.
Setelah selesai dari Kelompok Jeruk, aku kembali membantu belajar Kelompok Arjuna. Lagi-lagi, banyak hal menarik yang kudapatkan, aku harus menenangkan mereka yang sedikit sulit diatur. Setelah aku dan kedua temanku membimbing mereka semua, aku sejenak untuk bersitirahat. Sore hari aku berjalan-jalan dan berkeliling melihat kembali karakter anak anak panti asuhan. Pukul 19.00, kembali aku dihadapkan pada tugasku untuk membimbing mereka belajar. Layaknya seorang frater, aku belajar untuk senantiasa membantu mereka yang boleh dikatakan kurang perhatian dari orang tua mereka.
Memang baru kusadari, hidup bersama dengan anak anak panti adalah sebuah pengalama yang menarik. Mengapa? Karena aku dapat melihat dan merasakan orang orang yang sangat butuh perhatian dari segala aspek, baik keluarga dan sesamanya. Dalam hatiku aku bertanya, ” Apakah mereka ini masih mempunyai orang tua dan jika ada mengapa mereka begitu tega untuk merelakan anaknya untuk singgah di panti asuhan?” Inilah yang menjadi titik tolakku untuk lebih dapat mendalami live-in ini.
Selagi mereka bersekolah kami juga mengunjungi P.A Pondok Si Boncel. Kami bermain main dan sejenak membimbing balita. Kembali kami melihat begitu banyak anak anak yang butuh perhatian. Memang hidup itu memerlukan kasih, orang perlu mengasihi sesamanya, dan hidup itu untuk saling mengasihi mereka yang membutuhkan.
Kembali kami mengajarkan anak anak Arjuna, Jeruk dan Krisna pada setiap jam study, dan kami juga bermain bola bersama di sore hari. Terlebih kami juga memperhatikan anak anak panti dan saling mengobrol untuk semakin mengerti bagaimana kehidupan mereka.
Efata : Terbukalah !!!
Penggambaran akan kehidupan akan keunikan anak anak panti ini membuatku sadar bahwa sebenarnya mereka adalah anak anak yang penuh dengan kecerian ingin menyongsong masa depan yang lebih baik. Memang, kesedihan dan kurangnya afeksi yang melatarbelakangi mereka untuk menyosong masa depan, membuat mereka tampak semakin ingin menunjukan yang terbaik dengan cara mereka masing masing. Yang mereka butuhkan saat ini adalah kasih sayang serta perhatian dari segala pihak. Dengan kasih sayang ternyata mereka bahagia, walaupun ada yang sudah pada hakekatnya tidak pernah mengalami kasih orang tua , masih dapat lebih bahagia bahkan sangat bahagia.
Bagiku, hidup itu adalah karya sebuah pola. Dimana pola itulah yang kuciptakan untuk aku berkembang. Begitu juga dengan anak anak panti, mereka hidup dengan pola hidup mereka. Mereka hidup dengan kebersamaan teman sebaya dan bimbingan para pengasuh serta orang orang yang masih mau memperhatikan mereka, seperti donatur.
Pemikiranku, rasa dan imanku juga terbuka, karena banyak makna yang tersirat dari perjalannan live-in ini, bagaiaman aku harus membimbing, dan mengajarkan mereka dan setelah berbincang-bincang lebih dalam, aku mengerti mengapa mereka bisa sampai disini, banyak alasan, misal; ekonomi keluarga yang kurang, masalah keluarga (penceraiaan), kedua orang tuanya sudah meninggal, bahkan menitipkan anaknya, karena anaknya susah diatur. Begitu banyak warna kehidupan di dalam hidup ini. Lain hal, aku bisa belajar untuk mencintai kehidupanku ayang sudah dianugrahkan Tuhan dan terlebih untuk mencintai Tuhan, diriku dan sesamaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar